Syamsul Maarif *)
Suatu ketika di hutan belantara Swedia, saat musim salju tiba, berlangsung pemandangan yang menarik. Seekor rusa betina baru saja melahirkan anaknya. Tatkala baru keluar dari perut induknya, sang anak rusa belum bisa langsung berdiri apalagi berlari.
Untuk dapat berdiri saja, seekor anak rusa musti melalui proses. Pertama, ia mencoba untuk duduk. Setelah berhasil duduk di antara dua kaki belakangnya, kaki belakang sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan mulai diluruskan agar bisa berdiri tegak. Apakah seekor anak sapi tersebut bisa langsung begitu saja dapat berdiri?. Tidak. Ia hilang keseimbangan. Ia kadang hilang kendali dan jatuh ke kanan, jatuh kekiri, terjerembab ke belakang, bahkan tersungkur ke depan sampai hidung dan mulutnya mencium tanah. Ia tentu sakit. Kakinya masih terlalu lemas tetapi ia tetap tidak mau menyerah. Ia tetap mencoba, ia tetap berusaha tanpa lelah. Sampai-sampai kita yang melihatnya kasihan, tidak tega. Rasanya ingin menolong, membantu agar ia mampu berdiri. Andai saja seekor anak rusa itu bisa kita ajak bicara, sepertinya kita ingin menasihatinya agar istirahat barang sejenak dari upaya dan perjuangan berat yang melelahkannya untuk mengumpulkan tenaga kembali. Namun, sang anak rusa tidak demikian, ia tidak mudah pasrah. Ia tidak mudah menyerah. Akhirnya, dengan ketekunan, kesungguhan, sang anak rusa bisa berdiri dengan badan bergoyang-goyang, sempoyongan, kakinya tampak terasa berat menahan beban badannya.
Kedua, begitu ia bisa berdiri apa yang kemudian terjadi?. Ternyata langkah kaki pertamanya terkulai begitu ia mencoba berjalan. Dan lagi-lagi terjatuh kembali. Begitu seterusnya, berulang-ulang sampai akhirnya ia bisa berjalan.
Ketiga, sewaktu sang anak rusa ini sudah mulai bisa berjalan, ia mencoba terus berlatih berjalan dengan menambah kecepatan sampai akhirnya ia bisa berlari dan berlompat menjadi seekor sapi yang sehat untuk melanjutkan aktivitas kehidupan di tengah hutan yang penuh dengan segala tantangan, ancaman.
Lalu apa esensi filosofis dari narasi di atas?. Kita sebagai anak manusia yang dianugerahi Tuhan dengan segala kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ciptaan Tuhan, seperti anugerah akal pikiran, tentu harus lebih memiliki keyakinan. Bahwa segala sesuatu harus melalui proses. Segala sesuatu harus melalui perjuangan. Segala sesuatu harus melalui pengorbanan. Hindarkan jauh-jauh pikiran untuk mendapat sesuatu dengan cara instant, tanpa proses, tanpa perjuangan, tanpa pengorbanan.
Segalanya harus diusahakan, diikhtiarkan. Tentang hal ini Allah telah menggariskan dalam enam surat Alquran, yaitu Al Maidah, Al Anam, Al baqoroh, Yunus, dan Huud.
Surat Annisa ayat 111 menyebutkan “Barang siapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. Dalam surat Yunus ayat 44 juga menyebutkan “Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang dzalim kepada diri mereka sendiri.”
Kalian ingin menjadi anak pintar, kalian ingin mendapat nilai rapor yang memuaskan, kalian ingin berprestasi dalam bidang apapun, semua harus melalui proses, perjuangan, pengorbanan, ikhtiar, usaha. Seperti yang telah dilakukan dan dicontohkan seekor anak rusa di atas dan seperti yang dipesankan dua surat Alquran tersebut. Bisakah kita mengambil hikmah, bisakah kita mengambil iktibar, bisakah kita menangkap pesan spiritual dari peristiwa heroik seekor anak rusa yang berjuang untuk bisa duduk, berdiri, sampai akhirnya bisa berlari kencang.
Bisakah kita menginternalisasikan kedua ayat itu sebagai spirit perjuangan, ikhtiar, dan usaha. Allah sudah menyerahkan sepenuhnya kepada manusia untuk berikhtiar, berusaha menuju kesuksesan. Allah tidak pernah berbuat dzalim kepada semua hamba-Nya. Semua ikhtiar dan usaha diserahkan sepenuhnya kepada manusia. Apakah ia akan berpangku tangan sehingga merugikan (memudharatkan) dirinya sendiri atau apakah ia akan bekerja keras, berikhtiar, dan berusaha tanpa kenal menyerah hingga menggapai apa yang diinginkan.
Mengapa kalian ingin bisa mengerjakan soal ulangan, soal semesteran, ingin bisa menyelesaikan soal ujian dengan gemilang tapi enggan berjuang, enggan berkorban, enggan melalui proses yang melelahkan. Waktu kalian terbuang percuma untuk hura-hura, begadang tiap malam tanpa arah tujuan. Akhirnya, setiap kali menghadapi ulangan, setiap kali menghadapi semesteran, setiap kali menghadapi ujian selalu saja sibuk mencari bantuan, sibuk mencari contekan. Guru kalian, kalian sepelekan, tanpa malu dan ragu kalian diskusikan jawaban dengan teman. Teguran dan peringatan guru kalian abaikan. Apakah kalian tidak malu pada seekor anak rusa yang telah dengan sukses berjuang agar dapat duduk, berdiri, sampai akhirnya bisa melompat dan berlari tanpa mengandalkan bantuan siapa pun juga.
Apakah kalian pernah melihat peristiwa seekor anak rusa yang berjuang sampai bisa duduk, berdiri, berjalan lalu berlari melalui bantuan pihak lain. Tentu tidak pernah. Apakah kalian rela dikalahkan oleh perjuangan seekor anak rusa dalam berjuang menghadapi beratnya medan kehidupan. Apakah kalian masih tidak sadar bahwa masa depan kalian sepenuhnya ditentukan oleh kalian sendiri. Sama seperti perjuangannya seekor anak rusa.
Mulai sekarang sadarlah wahai anak-anakku. Sesungguhnya kesuksesan yang diraih melalui proses perjuangan, pengorbanan, ngilu tulang, tetesan keringat, hasilnya sungguh menakjubkan dan membawa kenikmatan serta membanggakan. Dan di sisi Tuhan ada pahala yang besar. Sebagaimana pepatah mengatakan at tsawab bi-qadri ta’ab (banyaknya pahala bergantung pada kadar kepayahan).
Sekarang berhentilah menggantungkan diri pada orang lain. Berhentilah dari bayang-bayang orang lain. Jadilah diri kalian sendiri. Jadilah manusia yang berdikari. Sanggup berdiri di atas kaki sendiri sebagaimana yang telah dipesankan oleh Bapak Bangsa Kita, Bung Karno.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu dan sanggup berdiri di atas kaki sendiri. Bangsa yang menjunjung tinggi nilai sebuah perjuangan, makna sebuah pengorbanan. Berhentilah mencotek sekarang juga. Sebab mencotek adalah pembelajaran awal praktik korupsi. Di pundakmu harapan masa depan bangsa dipertaruhkan. Jangan kau sia-siakan. Buktikan bahwa kalian adalah kader penerus masa depan bangsa yang bisa diandalkan. Jangan sampai kita menunggu seekor anak rusa menertawai kita karena tidak mampu mengalahkan mereka sebagai makhluk yang paling sempurna dan mulia dalam spirit perjuangan.. Bangkitlah siswa Indonesia. Bangkitlah Indonesiaku.
Inilah pesan keramatku padamu yang kutulis di tengah malam dengan ditemani sepi dan lolongan anjing hutan. Semoga bermanfaat.
*) Adalah ketua serikat guru brebes
Cari Apa?
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas berkat rahmat hidayah dan Inayah Allah SWT, kami mampu mengerjakan dan menyelesaikan pembuatan situs ini. semoga situs ini bernilai manfaat bagi kita semua.
Sholat salam yang tak pernah luput disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberi inspirasi kepada kita semua untuk selalu berbuat baik dan benar.
Terima kasih yang tak terbantahkan kepada para pendahulu pemerhati dan pahlawan pendidikan yang telah mengabdikan jiwa raganya untuk mencerdaskan Bangsa ini.
Terima kasih kepada semuanya yang telah menginspirasi pembuatan situs ini.
Salam Cerdas Dari dan Untuk Anak Bangsa
School Vision and Missions [Visi dan Misi Sekolah]
The School Vision:
Becoming an Islamic and Indonesian based vocational school with national reputation in educating graduates with noble morality, fashionable knowledge, and trainable competencies
Visi Sekolah:
Menjadi sebuah sekolah kejuruan berbasis Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan dengan reputasi nasional dalam mendidik lulusan yang berpekerti mulia, berpengetahuan mutakhir, dan berkecakapan terlatih.
School Missions
The mission of the Nahdliyin Vocational School 02 Brebes is to provide foundations in the moderate Islamic faith, in Indonesian nationalism, and in academic competencies that will enable the students to become individuals: (1) who value and live their faith, (2) who love and dedicate their live for the nation, (3) who are able to survive and engage in further education, and (4) who are able to make benefits to their society and live in harmony in cultural diversity.
Misi Sekolah
Misi SMK Maarif NU 02 Brebes adalah memberi landasan keyakinan Islam moderat, nasionalisme Indonesia, dan kecakapan akademik yang memungkinkan peserta didik menjadi pribadi yang: (1) menghargai dan hidup seturut keyakinan, (2) mencintai dan mengabdikan hidup bagi bangsa, (3) mampu hidup mandiri serta mengikuti pendidikan lebih lanjut, dan (4) mampu memberi manfaat kepada masyarakat serta hidup serasi dalam keragaman budaya.
Sabtu, 03 September 2011
Browse » Home »
Kemandirian ,
Nasehat ,
smk maarif NU 02 Sirampog
» NASIHAT UNTUK ANAKKU “Pentingnya kemandirian”
NASIHAT UNTUK ANAKKU “Pentingnya kemandirian”
Labels:
Kemandirian,
Nasehat,
smk maarif NU 02 Sirampog
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
WARTA SMK
-
PELAKSANAAN PENERIMAAN DIKLAT BARU (PPDB) SMK MAARIF NU 02 SIRAMPOG PROGRAM KEAHLIAN TKJ DAN TKR TAHUN DIKLAT 2011/2012 A. Pendahuluan Al...
-
Oleh Syamsul Maarif, SS 2 Pemuda 3 diakui oleh khalayak sebagai generasi penerus bangsa ditangan pemudalah maju mundurnya suatu bangsa ber...
-
Latar belakang pendirian SMK Maarif NU 02 Sirampog adalah melihat dan mencermati kondisi pendidikan khususnya sekolah lanjutan tingkat atas ...
-
SMK Maarif NU 02 Sirampog, Sekolah yang berlamat di Dk. Banjarsari Desa Manggis Kecamatan Sirampog, terpaksa meleksanakan Proses Kegiatan...
-
Syamsul Maarif *) Muktamar NU ke XXVII di Situbondo 1984 paling tidak telah menghasilkan dua produk organisasi yang monumen...
-
LIRIK : Dr. SAKBAN ROSIDI, M.Si MUSIK : ANTOK YUNUS KU ME-LIHAT BINTANG DI LANGIT BERSI-NAR CERAH KALA MALAM SECE-RAH M...
-
Menyambut Kurikulum 2013, SMK Maarif NU 2 Sirampog mengadakan Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk tenaga pendidik dan kependidika...
-
Linux (diucapkan ˈl ɪ nəks atau /ˈl ɪ n ʊ ks/) [1] adalah nama yang diberikan kepada sistem operasi komputer bertipe Un...
-
Bagi sekolah yang belum mendata Online, silahkan bisa pelajari tata caranya di ling berikut ini; Tata Cara Pendataan Online SMK. tata car...
-
Dasar Hukum: Amanat UUD 1945, Pasal 31, UU No. 20 Tahun 2013 Sisdiknas, UU No. 32 Tahun 2004 Otda. dst. Dasar Berpikir 1. Petunjuk Tekn...
Comments :
0 comments to “NASIHAT UNTUK ANAKKU “Pentingnya kemandirian””
Posting Komentar